Ar Rahman merupakan salah satu nama surat dalam Al Quran yang memiliki arti Sang Maha Pengasih.
Surat Ar Rahman memiliki 78 ayat, dan termasuk golongan surat Madaniyyah atau surat yang diturunkan di Kota Madinah.
Satu di antara keutamaan surat Ar Rahman yang bisa didapatkan ialah tumbuhnya rasa syukur terhadap segala karunia yang telah Allah SWT berikan.
Dalam ayat 13 surat Ar Rahman terdapat kalimat, fa bі ayyі ala’і rabbіkuma tukazzіban, yang memiliki arti “Maka nіkmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”.
Bukan hanya sekali disebutkan, namun ayat tersebut juga disebutkan Allah sebanyak 31 kali.
Melalui ayat tersebutlah Allah SWT mengajarkan dan mengingatkan umat muslim untuk menjadi hamba-hamba yang selalu bersyukur.
Sebab, tanpa rahmat atau kasih sayang dari Allah SWT, maka manusia bukanlah siapa-siapa.
Surat Ar-Rahman tidak serta-merta diturunkan tanpa tujuan. Surat dengan 78 ayat itu ternyata memiliki tujuan diturunkan.
Ada banyak tujuan mengapa surat ke-55 ini turun.
Tujuan pertama disampaikan oleh Al-Buqa'i yang menyebutkan bahwa ada maksud khusus di balik turunnya surat Ar-Rahman.
Dia menyampaikan, surat tersebut menggambarkan tentang adanya kasih sayang Allah dan mengajak setiap Muslim untuk senantiasa bersyukur.
Surat Ar Rahman, Allah SWT ingin menunjukkan betapa pentingnya keberkahan yang datang dari agama Islam. Hal ini sebagaimana pendapat al-Zamakhsyari.
Keberkahan tersebut di antaranya melalui Alquran, wahyu dan ajaran-ajaran Islam.
Allah SWT juga mengakhirkan penyebutan ciptaan manusia, lalu diikuti penjelasan mengenai apa yang membedakan manusia dengan hewan.
Ketiga, untuk menunjukkan bahwa Allah SWT yang mengajarkan Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Ini untuk menanggapi klaim kaum musyrik yang menyebut bahwa manusialah yang mengajarkan Al Quran dan menganggap Al Quran adaah sihir, kata-kata pendeta atau puisi.
Keempat, untuk mengingatkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan alam semesta, termasuk keberkahan untuk umat manusia.
Kelima, untuk menyampaikan tentang adanya keadilan dan perintah supaya pemegang hak memenuhi haknya. Surat itu juga memberitahu, salah satu nikmat yang terpenting adalah nikmat ilmu dan nikmat bayaan. Surat Ar-Rahman juga menunjukkan bahwa ada balasan bagi orang jahat dan ada pahala dan berkah bagi orang yang bertakwa.
Keenam, untuk menunjukkan status orang beriman. Ada dua macam balasan untuk orang yang beriman. Pertama, diganjar surga yang paling tinggi, dan kedua, mendapat surga di bawahnya.
Ketujuh, untuk menyampaikan bahwa segala sesuatu di muka bumi ini akan binasa. Dan Allah Yang Mahakuasa adalah kemuliaan dan keagungan yang kekal.
Kedelapan, untuk menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki banyak urusan soal ciptaanNya setiap hari. Karena segala yang ada di Langit dan Bumi meminta apa yang mereka butuhkan.
Kesembilan, untuk menyampaikan bahwa Allah SWT akan mengganjar pahala bagi ciptaan-Nya pada Hari Penghakiman. Allah SWT berfirman:
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
"Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)." (QS Ar-Rahman: 33)
Sebagaimana ayat itu, maka jika ingin menghindari hukuman dan hari penghakiman itu, maka tembuslah tetapi ini tidak mungkin terjadi kecuali dengan kekuatan Allah SWT.
Kesepuluh, untuk mengingatkan tentang dunia yang fana ini dan akan datang Hari Pembalasan dan hari dikumpulkannya semua makhluk untuk dihisab.
Kesebelas, untuk mengingatkan soal banyaknya keberkahan yang dilimpahkan oleh Allah SWT dan Allah SWT memberikan teguran bila ada makhluk yang menyangkal-Nya.
Hal itu terwujud melalui firman Allah SWT yaitu:
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Nikmat mana lagi yang kau dustakan?", yang diulang sampai 31 kali.
Pengulangan ini sebagai bukti untuk penegasan Allah. Bahwa nikmatNya sangat Maha Luar Biasa sebagai Maha Penyayang dan Maha Pemberi Rahmat.
Dalam sebuah riwayat hadist menyebutkan:
قَالَ أَبُو جَعْفَرِ بْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ عَبَّادِ بْنِ مُوسَى، وَعَمْرُو بْنُ مَالِكٍ الْبَصْرِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ سُورَةَ "الرَّحْمَنِ" -أَوْ: قُرِئَت عِنْدَهُ-فَقَالَ: "مَا لِي أَسْمَعُ الْجِنَّ أَحْسَنَ جَوَابًا لِرَبِّهَا مِنْكُمْ؟ " قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "مَا أَتَيْتُ عَلَى قَوْلِ اللَّهِ: {فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ} إِلَّا قَالَتِ الْجِنُّ: لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعْمَةِ رَبِّنَا نُكَذِّبُ"
Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah membaca surat Ar-Rahman atau surat Ar-Rahman dibacakan di hadapannya. Maka beliau bersabda, Mengapa aku mendengar jin lebih baik jawabannya kepada Tuhannya daripada kalian?
Mereka bertanya, "Bagaimanakah jawabannya, wahai Rasulullah." beliau menjawab: Tidak sekali-kali aku sampai pada firman-Nya, "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Melainkan jin menjawab, "Tiada sesuatu pun dari nikmat-nikmat-Mu, wahai Tuhan kami, yang kami dustakan (ingkari).
Dengan mendalami ayat tersebut, terdapat hikmah agar manusia bisa lebih pandai bersyukur. Ayat tersebut diulang akan memberi pencerahan bahwa Kasih Sayang Allah tiada bisa terkira.